Rabu, 31 Oktober 2012

Teruntuk, Tuan Dalang...

selamat pagi (siang, sore, atau malam), Dalang…
Lagi-lagi hanya suratku yang menyapa mu. Bersama rindu yang tertinggal sepeninggal mu, tentu saja. Bagaimana kabarmu hari ini, Dalang?? Senang rasanya andai aku tahu kabarmu setiap saat tanpa harus menunggu berhari-hari sampai surat darimu tiba di depan mataku. Hahhh…bukannya aku mengeluh atas semua keadaan ini, tapi… ya kau pun tahu bagaimana rasanya. Sendiri, sepi, kosong, hampa, dan lain-lain, dan lain-lain, dan lain-lain. Kepergianmu bersama 2 temanmu tempo hari menyisakan rindu yang harus ku pikul sampai mataku dan matamu bersatu kembali suatu hari nanti.

Senin, 08 Oktober 2012

selayang pandang: hujan tepi angan

Tatkala hujan datang di gersangku
tandus, hangus
Bersama buku, dan kutu,
di hadapku semua tetumbuh
bercampur peluh
luntur sekelebat eluh,
langit air melulu.