Kamis, 28 Juni 2012

Anjal

Bahasa rimba
Gaya gepeng
Hati tak bertopeng,
Siapa kira??



-esage-
28 Juni 2012

Senin, 25 Juni 2012

Lingkar Dunia

Adik ku sayang
Abang kembali untukmu
Sambutlah kedatanganku, dik
Aku membawa masa depan kita..
Aku akan menanam intan dihalaman
kau bisa memanen kapanpun kau mau
Disana ku bisa memberi mu segalanya
Kesedihan mu telah berakhir sayang
Ikutlah bersamaku menuju surgawi
Jangan hiraukan detak jantungmu
Agar kau pun merasa sepertiku
Biarkan terhenti saja dik
Abang merindukanmu
   |||
  |||
           |||ini hanya egoku
          |||yang merindumu
     |||maafkan
|||
|||
|||
|||
Untuk mu yang kutinggalkan
Dalam lingkar dunia sana
Menatapku dari kejauhan
Menahan sakitnya rindu
Merasakan kesedihan ku
===================
===================
===================
Subang, 25 June 2012
-esage-

?


"Selamat Malam Jiwa-Jiwa Penggonggong
Nantikan purnamamu, lantas berteriaklah
Relakan saja aku dijadikan persembahan, kelak kau temukan kemakmuran negerimu
Apa? Negeri?? Ini hanya tumpukan sampah yang menjadi daratan
Daratan sampah?? Ya, kotoran dari mulut-mulut kalian semua
Sudahlah, anak kecil tahu apa?
Bicara soal negeri. dengar kata negeri dongeng saja tertidur, bagaimana dengan negeri lain? \
Mati kamu!!!"


24  Juni 2012

Minggu, 17 Juni 2012

KISAH:


Perempuan Setengah Jalan(G)


Tersenyum binal,
Menjamu malam pinggiran kota
Berburu nafas meninggalkan tongkat kasta
Melangkah satu garis di sepanjang trotoar serupa neraka

Rambutnya berkibar bagai prosa tengah malam
Mukanya setengah hambar, sedikit pucat
Aroma tubuh berbaur debu,
Pekat


Bersolek ditepian senja
Demi jantung yang harus tetap bekerja keras,
Juga perut yang menanti makan, perut si wanita renta
Walau aku harus menelan jakun dalam-dalam, mencukur jambang


Dia, terbaring disudut riuh kemacetan dalam istana kardus kami
Dia, tersenyum bibirnya menyambut sebungkus nasi dijinjing
Dia, menangis hatinya melihat gincu mengganti kumis
Dia, wanita yang merindukan putranya kembali
Dia, hanya demi dia saja, demi wanita terkasih


Emak
Di rumah





Sbg, 6 Juni 2012
-esage-

Senin, 11 Juni 2012

Senjanya Eyang Putri


Duduk di beranda, memandangi air yang perlahan jatuh satu persatu. Dari kelopak rose, dari si daun raksasa Anthurium Crystallinum, dari semak, dan pohon belimbing. Senyum hangat diantara garis-garis hidupnya menyapu sisa panas tubuh setengah terbakar matahari yang kini mulai berpamitan pulang. Biru laut, matanya, sejuk. Bukan karena ia datang dari negeri peri nun jauh disana, tapi karena ia (matanya) bosan melihat dunia yang semakin menghitam diantara riuh mulut knalpot.

“basuhlah tubuhmu, sayang” dengan nada lembut khas keraton ditambah simpul nyaman dari senyumnya.

Ku balas dengan senyum separuh lengket berkeringat. Memandikan daun-daun yang lelah menghirup udara kotor kota ini memang hal yang paling ku cintai. Ditemani Eyang Putri ku tentu saja.

Sore itu, setelah wangi ku melebihi melati di bawah jendela kamar Eyang, dan setelah lengket berganti segar. Baru saja kursi taman itu ku duduki, menemani Eyang yang lebih dulu berpindah ke kursi itu. Tiba-tiba…

“Kuping Gajah itu sudah turun temurun menjadi penghuni tetap keluarga kita” katanya

“……” aku hanya tersenyum

“Kuping Gajah itu memang tidak seindah Anthurium yang lain. Tapi Eyang suka. Melihat daun-daunnya yang lebar, Eyang selalu teringat buyut mu. Daunnya yang lebar itu seperti kelir. Tahu kelir kan, sayang?” matanya entah melihat apa

“tahu Eyang”

“Eyang gak bakal nyuruh kamu menanam Kuping Gajah kok Ollie sayang. Itu tergantung kecintaan kamu. Mau tanam Kuping Gajah, mau tanam melati, mau tanam belimbing juga boleh.”

“hmmm…iya Eyang”

“yang penting, jangan lupain Eyang, ya?” sedikit tawanya semakin menenggelamkan hari.

Lantunan ayat suci dari masjid mulai mengisi kekosongan senja. Eyang Putri tercinta menghela nafas, mulai merendahkan suaranya:

“cah ayu, inget pesan Eyang selama ini, ya? Kamu ini memang perempuan, tapi bukan berarti kamu gak bisa berbuat apa-apa. Lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Tapi, ingat, jangan lupakan kodrat, ya? Perempuan itu gak boleh ngomong kasar, harus lebih memperhatikan sopan santun, toto kromo, jangan lupa itu. Satu lagi, boleh saja kamu suka dunia akting, tapi jangan pernah jadi pemain sinetron. Ya?” senyumnya dan gelengan kepalanya kontras dengan seruan perintah-perintah  Tuhan dilantunan ayat suci itu.

Panjang lebar wanita terkasih itu bercerita dengan tenangnya, berjuta nasehat tersembunyi di dalamnya. Ku tahu Eyang Putri begitu mencintaiku, cucu ke-27 nya. Setiap katanya adalah cinta. Melebihi kecintaan Eyang pada Kuping Gajah, melebihi kecintaannya pada ketenangan yang diberikan senja dan lantunan ayat suci.



Untuk yang Terkasih
I  love You Eyang Putri
Subang, 10 Juni 2012
-esage-