Minggu, 10 Maret 2013

Pesan Singkat yang Tersirat dalam Surat

Malam ini lodaya kembali mengantarkan pulang
menyusuri ratusan kilometer rel yang mulai lelah
mengantarkan suka dan duka
mengirim pertemuan, melepas perpisahan,
memberikan jarak, juga menghapusnya
seperti kita, yang kembali berjarak

ada waktu, ada impian, ada kenyataan, ada tugas, ada kewajiban
entah impian siapa, entah kewajiban siapa
kita yang menanggungnya
tak akan pernah cukup waktu bagiku melepas rindu.....
karena bersama denganmu...
selama apapun itu......
hanya akan terus membunuhku; mencekikku, menusukku, mematah-matahkan ku
jika akhirnya kau kembali jauh dari genggamanku

sempat aku memintamu untuk memberikan satu hal istimewa
untuk kujadikan alasan kuat agar aku selalu kembali padamu
kau kebingungan, dan aku menunggu, "apa yang akan kau berikan"
kau pilih pantai untuk melepas kepergianku
aku tersenyum...
tapi itu tak lebih istimewa
dari langit sore saat kau dan aku tak sengaja memlintasi jalanan
dimana aku benar-benar menikmati hari bersamamu dibawah cantiknya langit kala itu
aku katakan, "Aku takut pantai"
bagiku pantai tak akan pernah sanggup menghanyutkan dan menenggelamkan rinduku
yang akan muncul lagi sesaat setelah jarak kembali muncul

maaf, pundakmu seedikit basah
oleh air mata yang sengaja ku taruh di pundakmu
untung saja kau melaju dengan cepat,
hingga sebagian air mataku terbang terbawa angin diperjalanan

mengapa ku taruh air mataku di pundak mu?
agar kau mengembalikannya padaku suatu saat nanti
saat kau dan aku selesai menyelesaikan impian dan kenyataan (yang entah milik siapa)
seperti isi pesanku yang nyaris saja tak sampai ditanganmu
"aku tunggu kau menjemputku dan masa tua ku"





KeretaMalam Jogja - Bandung, 9 Maret 2013
21.50
-esage-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar