Jumat, 13 April 2012

INDIVIDUALIS bukan AUTIS


Kini saatnya ku berontak atas semua ketidak seimbangan dunia yang tengah menentang ku. Mungkin dikiranya aku tak mampu membidik tepaat ditengah. Tapi salah besar, Bung. Kau tak pernah tau apa yang ku sentuh, tak perah tau apa yang ku perbuat. Bukan untuk memperbuas keadaan, tapi ya…aku mampu melakukan itu.

Jangan kira diam ku semata hanya tatapan kosong…karena kau tak pernah melihat kedalam mataku. jangan kira sendirinya aku, semata karena aku seorang budak autis, karena yang kau lihat hanya jasad dan bukan ruh ku. Kau  taktahu bukan??

Ya, ku bilang sekai lagi Jangan kau anggap aku ini bodoh, coba kau telaah lebih jauh tentang siapa kau, untuk apa kau diciptakan, adakah untungnya kau diciptakan. Kenapa harus kau, dan bukan orang lain saja yang lakukan semua yang kau lakukan. Pernah kau berpikir layaknya itu??

Atau para filsuf amatir yang merasa dirinya pantas menyandang gelar filsuf ‘profesional’. Bukan maksudku mengkrtik mereka yang agung, atau menganggap sampah, tapi aku hanya berlkata pada diriku sendiri dari sisi yang lain. Aku tak berkata padamu, aku berkata pada diriku yang lain.

Bukan maksudku untuk menjadi ‘pintar’ dalam satu detik (jika kau mengerti tolong katakana aku ini bodoh!!), tapi aku hanya bosan dengan dunia yang tak berpenghuni ini. Ya, ku bilang tak berpenghuni, karena semua hanya penganut individualis, idealis. Tak ada raja, tak ada budak, semua sama saja. Sama seperti batang pohon yang membusuk. Bahkan aku pun seperti itu. Ya, jangan jadi si munafik lah… aku yakin hati pun berkata sama. Jangan lantas kau memalingkan muka seperti itu, Bung. Perbincangan kita belum selesai kau masih harus dengar jutaan kata dari si dungu ini. Sekali lagi, si Dungu ini. Ya, aku…



Bdg, 26 Februari 2010
-esage-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar