Kini
saatnya ku berontak atas semua ketidak seimbangan dunia yang tengah menentang
ku. Mungkin dikiranya aku tak mampu membidik tepaat ditengah. Tapi salah besar,
Bung. Kau tak pernah tau apa yang ku sentuh, tak perah tau apa yang ku perbuat.
Bukan untuk memperbuas keadaan, tapi ya…aku mampu melakukan itu.
Jangan
kira diam ku semata hanya tatapan kosong…karena kau tak pernah melihat kedalam
mataku. jangan kira sendirinya aku, semata karena aku seorang budak autis,
karena yang kau lihat hanya jasad dan bukan ruh ku. Kau taktahu bukan??
Ya,
ku bilang sekai lagi Jangan kau anggap aku ini bodoh, coba kau telaah lebih
jauh tentang siapa kau, untuk apa kau diciptakan, adakah untungnya kau
diciptakan. Kenapa harus kau, dan bukan orang lain saja yang lakukan semua yang
kau lakukan. Pernah kau berpikir layaknya itu??
Atau
para filsuf amatir yang merasa dirinya pantas menyandang gelar filsuf
‘profesional’. Bukan maksudku mengkrtik mereka yang agung, atau menganggap
sampah, tapi aku hanya berlkata pada diriku sendiri dari sisi yang lain. Aku
tak berkata padamu, aku berkata pada diriku yang lain.
Bukan
maksudku untuk menjadi ‘pintar’ dalam satu detik (jika kau mengerti tolong
katakana aku ini bodoh!!), tapi aku hanya bosan dengan dunia yang tak
berpenghuni ini. Ya, ku bilang tak berpenghuni, karena semua hanya penganut
individualis, idealis. Tak ada raja, tak ada budak, semua sama saja. Sama
seperti batang pohon yang membusuk. Bahkan aku pun seperti itu. Ya, jangan jadi
si munafik lah… aku yakin hati pun berkata sama. Jangan lantas kau memalingkan
muka seperti itu, Bung. Perbincangan kita belum selesai kau masih harus dengar
jutaan kata dari si dungu ini. Sekali lagi, si Dungu ini. Ya, aku…
Bdg,
26 Februari 2010
-esage-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar