Senin, 21 Mei 2012

behind the wall #1


#1

20 Mei 2012 (19.15 wib)

Huoaaamm…nyemnyemnyem… ngantok ngantok ngantok. (si Upin menjawab: Becul Becul Becul). Bukan, bukan ngantuk gara-gara nonton final Piala Champion antara Chelsea dan Bayern Munchen, bukan. Ini emang semacam penyakit yang mem‘budaya’ yang agak sedikit susah dihilangkan, bahkan untuk diubah sedikitpun agaknya sulit (khususnya bagi saya). Dari mata turun ke perut, naik lagi ke mata. Liat makanan, laper, makan, kenyang, ngantooookk kemudian. Hzzzzz… -_____-ZZzzzz……

Sebelum kantuk ini semakin bergelayut dibulu mata, dan bikin kelopak mata semakin berat, rasanya saya harus menuliskan sedikit cerita yang saya dapat hari ini. Hmmm,,,sepertinya ini menjadi ‘curhatan’ pertama saya di blog. Bukan sekedar cerita, tapi pelajaran, dan sesuatu yang belum bisa saya pecahkan seperti misteri sebuah cerpen yang gak lolos audisi penulis muda (curcol dikit diawal, ups).

Okehhh, sebelum saya nekat cari dongkrak untuk menahan kelopak mata atas saya, sebelum linggis beralih fungsi jadi ‘ganjal’ mata. Bagaimana kalau saya mulai saja ‘curhat’nya ?? –oke ajalah biar cepet—oke sip!!

Begini, beberapa minggu lalu seorang teman memberitahu saya tentang sebuah...hmmm…apa ya…lomba, kompetisi, audisi atau...ya semacamnya lah. Setelah sekian lama menunggu info yang lebih jelas, akhirnya saya mendaftar sebagai peserta, walaupun saya kurang yakin karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi.

Singkat cerita, setelah beberapa tulisan selesai dibuat. 2 buah cerpen dan satu cerpen yang belum selesai, dan beberapa puisi yang sudah dipilah-pilih dari file-file berdebu dikolong meja. Saya sudah siap untuk mengirimkan karya kepada pihak penyelenggara. Tapi keyakinan itu belum juga muncul. Sempat saya memutuskan untuk tidak mengikui audisi itu. Dan lebih memilih ‘menunggu mukjizat’ datang. How ‘freak’ I am…

Akhirnya, beberapa hari sebelum batas akhir pengiriman karya, saya menulis sebuah cerpen, cerpen ke-4. Entah karena saya ceroboh, atau karena sudah benar-benar menyerah sebelum berperang, saya hanya menulis apa yang saya pikirkan, tanpa memeriksa kembali apa yang sudah saya tulis. Dan keesokan harinya, tanpa benar-benar memeriksa, atau sekedar membaca sedikit saja. Sampailah karyaku kepada pihak penyelenggara, 1 buah cerpen berjudul “LENTA DEVUSKHA The Big Walls Code”, juga 3 buah puisi yang masing-masing berjudul “Sajak Ranjang Reot”, “RUH”, dan “I” . bukan maksud serakah atau mencari keberuntungan “lotre” dengan mengirim lebih dari 1 naskah. Sejujurnya, hanya 2 yang menjadi andalan. 2 lagi anggap saja bonus untuk pihak penyelenggara, sekaligus sedikit ‘curhatan’ tentang apa yang saya lihat dari Nagari ini. Dan,,,,ya. Optimis!!!

1 hari setelah saya ‘melepas’ 4 tulisan itu, mungkin Tuhan ingin saya sadar atas apa yang telah saya perbuat, atau Tuhan ingin memberi saya satu pelajaran. Saya buka kembali kotak email saya. Melihat kembali apa yang sudah saya tulis kemarin. Dan apa yang terjadi???

JENG JENGGG!!!!!
Sebuah kesalahan fatal jelas sekali tertulis. OWH SHIT!!! “ceroboh banget sih gue!!!” semuanya terlambat, dan pesimis kembali memeluk erat. Optimisme yang baru saja saya dapat dengan sekejap menghilang “tring”. Saya hanya bisa berkhayal saat nama saya dipanggil pada sesi pengumuman pemenang. Saat seisi ruangan dipenuhi riuh tepuk tangan. Saat banyak telapak tangan saling bersilangan mengucapkan selamat. Hmmm…sebatas khayalan di depan cermin saja.

“yasudahah, yang jelas saya dapat satu pelajaran. Jangan ceroboh, dan merasa terlalu yakin.”





Sbg, 20 May 2012
–esage

Tidak ada komentar:

Posting Komentar