Kamis, 12 Juli 2012

Sepenggal Sepeninggal

...dan Fatma pun menghampiri si Ayah,,berdiri disampingnya. dengan tegas ia berkata, "ayah,,benarkah dimata mu bahwa aku telah dewasa?"
si ayah, sambil meletakkan cangkir yg baru saja ia teguk isinya, "rasanya tak perlu lagi ayah menjawab itu, Fat. Kau tahu dari mata ku. Kau bisa menilainya".
Fatma melangkah menuju kursi rotan klasik, tepat didepan lelaki tua itu. "kalau begitu, bolehkah Fat meminta sesuatu?"
"aku sudah tua, Fat. Boleh saja kau meminta, tapi romo mu ini tak bisa menuruti semua pinta mu seperti dulu." dengan sedikit menerawang, disertai raut senyum khasnya..."kau merengek meminta ku menggendongmu,merayu agar aku membawakan oleh-oleh sepulangnya aku dari kota, berupa sekantong penuh gula-gula... Fatma,,Fatma..manjanya anakku ini. Apa yg kau minta kini, nak?"
Fatma, tersenyum kecil..lantas berkata,
"biarkan Fat memilih, yah"
sedikit mengerutkan kening, "memilih? Apa maksudmu, Fat?"
"iya ayah, biarkan aku memilih." sedikit menghela nafas,,Fatma mempertegas suaranya, "Fat akan memilih lelaki itu untuk menjadi ayah dari anak-anakku kelak. sebenarnya dia ingin bertemu ayah,,tapi belum Fat perbolehkan. Fat ingin tau dulu, apa ayah telah siap melepas Fat?"
"jangan bergurau, Fat"
"tidak, yah. Fat telah memikirkannya matang-matang."
"bukan itu maksudku, Fat. Fatma Aryani, anak sematawayang ku, ayah sangat tak sudi kehilanganmu, tapi untuk yang satu itu, mau tak mau aku harus melepasmu, nduk. Usiamu pun sudah cukup untuk meninggalkan rumah ini dan ikut bersama suamimu.. kelak kau pun akan menjadi orang tua, sama seperti ayah dan ibu. ayah percaya padamu, Fat. hmmm...lalu kapan kau perbolehkan lelaki itu untuk bertemu ayah?"
"entahlah..."
"ada apa lagi, Fat? Kenapa? Kau ragu? Tadi ayah menangkap keyakinan yg cukup kuat. Ada apa?"
Fat memberi senyuman khas gadis jawa,,"tidak apa-apa, ayah. Fat hanya butuh waktu."
"hmmm...kau benar, Fat. Sudah saatnya romo mu yg hampir pikun ini menggendong cucu. yaa,,ndak mungkin toh ayahmu ini menggendongmu??"
si ayah tertawa,,namun Fat, hanya tersenyum malu.
"terimakasih, ayah."
si ayah hanya membalas dengan senyuman.

Agustus 2010
by.~kilang~


*cerpen ini pernah di posting di blog Semoet Kecil ( hanya-kata-ungkapan-ku.blogspot.com )
dengan judul yang sama, dan tanpa perubahan sedikitpun pada cerita.  KILANG is Kaki Langit adalah nama pena saya sebelum *ESAGE

2 komentar: