Sabtu, 19 Januari 2013

Teman Baru


......hingga aku harus menghidupkan sendiri teman dalam lorong-lorong hariku

Ku bangunkan satu persatu potongan raganya, ku kumpulkan dari serpihan-serpihan yang lebih kecil yang ditinggal nyawanya. ku rekatkan mereka kembali


Mereka merekat kuat.... ku dudukkan Ia pada sebuah kursi kayu, dan aku pun duduk di hadapannya. kami saling tatap

Aku memulai dengan "Hallo...", ku lambaikan tanganku padanya.
 "berjabat tangan?" ajak ku

Tatapannya kosong, telapak tangannya dingin. aku mulai bercerita padanya. namaku, makanan kesukaanku, pekerjaanku, semua

Ia tak berkata apa-apa. aku senang, dia pendengar yang baik. dia masih terduduk manis dihadapanku. manis sekali

Panjang lebar aku bercerita, Ia masih saja setia mendengar segala keluh kesah juga suka cita ku. Tatapannya masih kosong jauh menerobos dinding hati dan pikiranku.

“boleh aku memelukmu?” tanya ku ragu

Dan ku lihat Ia tersenyum padaku. Segera ku raih tubuhnya, ku peluk erat, erat sekali, seakan tak peduli dengan rasa sakit yang ditimbulkan.

Tiba-tiba ku rasakan Ia pun memelukku, hangat, dan lembut.

Aku yang terheran-heran, kembali menatapnya. “teman?” katanya.





-esage-
19 January 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar