Selamat
malam, Bintang…
Hmmm…hah…
Nafasmu
masih menyegarkan kerongkongan ku
Berapa
lama kita tak saling pandang dalam temaram kota?
Sewindu?
Sejuta
windu?
Ah,
se-Entah windu sepertinya
Maaf,
Se-Entah
windu yang sungguh sia-sia
Bagiku
Maaf,
Se-Entah
windu yang menyakitkan
Bersembunyi
dari pandanganmu
Membuat ku kehabisan tempat berlari
Aku
menjadi pecundang yang berlindung di kolong jembatan
Aku
menjadi orang kalah yang berlindung di bawah kekuasaan
Aku
menjadi orang lemah yang berlindung di cekungan ketiak Emak
Aku
kembali malam ini
Bukan
berarti aku berhasil keluar dari kepecundanganku
Kekalahanku
Kelemahanku
Karena
ku masih
Aku
menyerah!!
Jangan,
jangan dulu kau tatap aku
Apalagi
memaksaku menatap mata indahmu
Tidak!!
Pengakuan
dosa yang ingin ku sampaikan
Se-Entah
windu yang berlalu membuatku kaku
Kau
memintaku setia
Ya
aku setia
Terlalu
setia yang ku lakukan
Se-Entah
windu yang menyakitkan
dengan
kesetiaan yang ku pikul sendirian
Bahkan
aku masih bisa mengenalmu
di
tengah milyaran bintang yang berserak jemu
Aku
tahu kau
Aku
tahu hingga tahi lalat samar yang kau sembunyikan
dibalik
rambut halus di belakang lehermu
Aku
masih mengenal sinarmu
diantara
berjuta sinar yang sama gemintang
Aku
tahu kau!!
-esage-
Bdg,
22 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar