Kamis, 15 November 2012

Jangan Larang Aku Menyayangimu

 Aku Amira.

Sejak lahir aku bisu.



Maklum saja, kekayaan ayah tak pernah cukup untuk membelikanku sebuah pita suara dan lidah yang sempurna

tapi ibu memberiku bibir tipis yang indah. Hanya bibir.

Ingin rasanya ku katakan “aku menyayangimu ayah…”. karena tentu saja, sentuhanku tak mampu menjangkau hati dibalik tebalnya kulit dan otot seorang lelaki pemecah batu itu. ia tak akan pernah tau aku menyayanginya hanya dari sentuhanku saja.

Aku tak perlu bisa bicara untuk mengatakan rasa sayangku pada ibu. ibu pasti tahu dari tatapan dan senyumku.

Demi ayah aku belajar menulis.
Satu kata pertama yang ku tulis tentu saja “Ayah”, dan ku tunjukkan padanya. ku rasa ayah bangga, karena dia tersenyum padaku.

Tapi, akhir-akhir ini ayah tak pernah lagi memberi senyumnya untuk ku tiap kali ku tunjukkan hasil ukiran kertas ku.

Sempat suatu malam setelah sorenya aku memberi selembar kertas merah muda berisi “Aku menyayangimu, Ayah”, ku temukan ayah tengah berkata dengan nada yang tinggi pada ibu, dan ibu menahan air matanya.
“apa aku salah?” aku berdiri di balik dinding beton gubuk layu kami.

Seketika jariku remuk, dan membusuk.

Aku tak bisa lagi menulis untuk ayah.

Yang ku punya kini hanya sepasang telinga, sepasang mata, dan bibir tipis dari  ibu.

Hari berganti hari, aku kerap mendengar ayah tengah menyerang ibu dengan teriakannya. Aku tak berani melihat. Dan hanya bersembunyi di balik dinding bilik istana kami. Sembari menahan air mata.

Semakin hari, aku semakin kehilangan pendengaranku. Telingaku dipenuhi teriakan dan jeritan. Telingaku disesaki makian. Telingaku dipadati peperangan. Hingga suatu pagi ku sadar, genderang (perang di) telinga tak lagi bergemuruh. Aku tuli.

Aku tak bisa bicara. Aku tak bisa menulis lagi. Aku tuli sekarang.

Akhirnya ku tahu apa yang terjadi. Pada sebuah kertas, ku lihat pesan ibu.

Ayah keberatan jika aku menyayanginya. Ia seharusnya mendengar itu dari suaraku. Dari pita suara dan lidah yang seharusnya jadi milikku

-esage-

13-11-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar