Sabtu, 17 November 2012

Pesan Untuk Dara


Dear, kekasih…


Bagaimana senyummu hari ini? Senyum yang selalu ku rindu. Kau baik-baik saja kan, kekasih? Katakan padaku jika kau tak baik, ya?!

Aku menulis surat ini masih diatas tempat tidur, kekasih, ditemani bakteri yang menelanjangi tulangku. Tidak, aku baik-baik saja, dengan senyum mu yang kulihat dari bingkai emas yang terjalur halus. Dan aku akan tetap baik-baik saja bersama senyum itu, kekasih.

Sehari yang lalu, setelah ku dapatkan dua lembar surat dengan wangi tubuhmu, juga sebuah bingkai dengan senyum yang manis di dalamnya, keadaanku jauh membaik. Rasanya daging yang mulai berlubang kini mulai merapat dan menempel kembali hingga kulit. Berjanjilah untuk terus mengirimiku senyum itu, kekasih.

Kekasih, aku bosan berdiam diri disini saja. Aku ingin menemanimu menyusuri Braga seperti saat itu. Menyesatkan diri ditengah keramaian kota. Hingga kau mengeluh kelelahan. Hihihii…maaf ya, kekasih, aku belum sanggup membeli kendaraan yang lebih nyaman dari sepeda tua pemberian ayahku. Tapi kau tampak senang saat itu. Hingga tubuhmu terkapar di rumputan hijau di sebuah bukit di Dago. Wajah itu, senyum itu, selalu sama. Kau meninju pundakku saat ku bilang kau cantik saat kelelahan. Tapi sungguh, bukan itu yang membuatmu cantik, tapi ketulusan senyum mu yang membuatku meleleh dibawah kabut.

Tahukah kau, kekasih? Aku baru saja belajar untuk kembali berjalan, dibantu perawat yang cantik. Ah, tapi kecantikan itu bukan milikmu. Percuma. Andai saja kau yang menemaniku, sudah pasti kaki ku akan lebih cepat berlari. Jangan cemburu ya, semua ku lakukan agar aku bisa lekas berjalan ke kotamu, menemuimu. Berjanjilah untuk tetap menungguku.

Jangan terlalu mengkhawatirkanku, kekasih. Aku akan segera pulih. Aku berjanji, kelak saat aku bisa berlari di atas kaki ku sendiri, aku akan berlari kearahmu, menemuimu, menjemputmu. Pegang janjiku, kekasih, dan tetaplah tersenyum untukku. Karena senyummu selalu hangatkan pagiku yang dingin, dan malam ku yang lembab oleh darah yang sepertinya ingin cepat menghilang dari tubuhku. Karena senyummu yang mampu menutup setiap luka.

Aku mencintaimu, kekasih…
November, dua tahun lalu, Braga.
Sepeda kumbang melaju menembus kegaduhan,
Kau, Aku, menjadi Kita di bawah langit mendung
Kita yang kan membuatnya cerah bermentari
Hangat seperti sendu wajahmu
Senyum simpul manis mu yang selalu terkembang,
Ijinkan ku simpan disetiap lekuk tubuhku
Aku mencintaimu, kekasih…



                                                                                                Teruntuk yang terkasih,
Dara

                                                                                                Nopember17th, 1962











Sbg, 17 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar