Saat ini, mungkin kau tengah terlelap dalam mimpimu, atau
mungkin sedang menikmati malam di tengah hingar bingar negeri itu, atau mungkin
juga tengah berkutat dengan tugas akhirmu. Entahlah…
Kau tahu? Sedari tadi aku terus menanti “Violin Sonata” mengalun
dari ponselku, dan muncul senyum dari potretmu, lalu mengantarkan balasan pesan
singkat untukku. Tapi aku akan tetap menunggunya. Aku tahu ini sudah larut
malam. Sangat larut untuk seorang gadis dengan sakit yang dideritanya. Ah, tapi
lupakan saja. aku baik-baik saja. Pasti.
Andai saja kau membalas pesan ku lebih cepat…mungkin sekarang
aku sedang tersenyum dalam mimpiku. Mimpi yang dipaksa oleh suntikan obat
penenang.
Saat pesan mu tersampaikan oleh nada-nada Mozart yang bordering
dari ponselku, mungkin aku sudah dikuasai obat-obatan ini, dan tak berdaya. Dan
aku tak sempat membaca “sleep tight, Abelle. I Love You…” . Mimpiku hampa...tidurku tak damai.
Fur Elise-Mozart… Sepertinya aku merasa kau ada di
hadapanku, memainkan piano di satu sudut rumahku. Tapi, saat ku membuka mata, itu
hanya bebunyian dari sebuah kotak musik berukuran sedang yang sempat kau
berikan padaku sebelum kau pergi.
Ya, aku tak pernah ingin kau tahu tentang keadaanku ini.
Aku tak ingin kau mengkhaatirkanku. Aku tak ingin mengecawakanmu. Sebelum
pergi, kau berkata padaku “kau gadis yang tangguh, Abelle. Kau pasti bisa
melewati hari-harimu walau aku berada jauh darimu. Kau bukan gadis manja,
Abelle! Betul kan?” , begitu katamu.
Aku berjanji, akan segera bangkit dari sakitku, dan
menjemputmu di bandara saat kau kembali kesini suatu hari nanti.
Abelle kecilmu
Indonesia, 28 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar