Kau tahu, Rona, kemarin aku bicara tentang sepasang kenari yang
sembarang melintas ke depan jendela kamarku? Katanya sekarang salah
satunya kehilangan yang lainnya.
Kau tahu, Rona, kemarin ada seorang pemulung gelas dan botol air
mineral bekas yang selalu bergantung dengan gerobaknya? Katanya siang
tadi gerobaknya dirusak oleh preman pasar yang mukanya sangar dan
badannya kekar.
Kau tahu, Rona, sore itu indah karena matahari yang bersiap pergi.
dibiarkan berlalu, dan dilepaskan dengan cinta di kaki langit; di pantai
dan puncak gunung.
Kau tahu, Rona, aku tak ingin hujan berpisah dengan secangkir teh
hangat yang ku genggam. aku tak ingin tetesan hujan berhenti membentuk
bercak-bercak air di jendela. aku tak ingin salah satunya pergi dan
menghilang, meskipun andai kepergiannya seindah rona merah langit itu.
Aku tahu, Kau; Rona, kau yang hilang dari langit kala musim penghujan
mengganti. tinggal bayangmu yang selalu ku hirup dalam setiap aroma teh
yang ku cium. sore yang cerah, kenari menari berpasangan, para pemulung
berpulang dengan hati tenang karena gerobak berisi uang, juga rona
merah membayang, tentu saja, juga lembayung berarak menggantung.
Ah…manis…semanis aroma teh hangat dalam genggaman.
Semanis sore bersama hujan dibalik jendela kamar…
20112012
-esage-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar